Wednesday 29 January 2014

Cerita mengandung hikmah (cekidot)

Standard
SYUKURI NIKMAT YANG ALLAH BERIKAN

10 Ribu Rupiah Membuat Anda Mengerti Cara Bersyukur!!



Ada seorang sahabat menuturkan kisahnya. Dia bernama Budiman. Sore itu ia menemani isteri dan seorang putrinya berbelanja kebutuhan rumah tangga bulanan di sebuah toko swalayan. Usai membayar, tangan-tangan mereka sarat dengan tas plastik belanjaan. Baru saja mereka keluar dari toko swalayan, isteri Budiman di hampiri seorang wanita pengemis yang saat itu bersama seorang putri kecilnya. Wanita pengemis itu berkata kepada isteri Budiman, “Beri kami sedekah, Bu!”

Isteri Budiman kemudian membuka dompetnya lalu menyodorkan selembar uang kertas berjumlah 1000 rupiah. Wanita pengemis itu lalu menerimanya. Tatkala tahu jumlahnya tidak mencukupi kebutuhan, ia lalu menguncupkan jari-jarinya mengarah ke mulutnya. Kemudian wanita pengemis itu memegang kepala anaknya dan sekali lagi ia mengarahkan jari-jarinya yang terkuncup itu ke mulutnya, seolah ia ingin berkata, “Aku dan anakku ini sudah berhari-hari tidak makan, tolong beri kami tambahan sedekah untuk bisa membeli makanan!”

Mendapati isyarat wanita pengemis itu, isteri Budimanpun memberi isyarat dengan gerak tangannya seolah berkata, “Tidak... tidak, aku tidak akan menambahkan sedekah untukmu!” Ironisnya meski tidak menambahkan sedekahnya, isteri dan putrinya Budiman malah menuju ke sebuah gerobak gorengan untuk membeli cemilan. Pada kesempatan yang sama Budiman berjalan ke arah ATM center guna mengecek saldo rekeningnya. Saat itu memang tanggal gajian karenanya Budiman ingin mengecek saldo rekeningnya.

Di depan ATM, ia masukkan kartu kedalam mesin. Ia tekan langsung tombol INFORMASI SALDO. Sesaat kemudian muncul beberapa digit angka uang membuat Budiman menyunggingkan senyum kecil dari mulutnya. Ya, uang gajiannya sudah masuk ke dalam rekening. Budiman menarik sejumlah uang dalam bilangan jutaan rupiah dari ATM. Pecahan ratusan ribu berwarna merah kini sudah menyesaki dompetnya. Lalu ada satu lembar uang berwarna merah juga, namun kali ini bernilai 10 ribu rupiah yang ia tarik dari dompet. Uang itu kemudian ia lipat kecil untuk berbagi dengan wanita pengemis yang tadi memintak tambahan sedekah.

Saat sang wanita pengemis melihat uang yang di terima betapa senangnya dia. Iapun berucap syukur kepada Allah dan berterima kasih kepada Budiman dengan kalimat penuh kesungguhan. “Alhamdulillah... alhamdulillah... alhamdulillah. Terima kasih tuan! Semoga Allah memberikan kebahagian lahir dan bathin untuk tuan dan keluarga. Di berikan karunia menjadi keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah. Rumah tangga harmonis dan anak-anak yang shaleh dan keluarga juga di beri kedudukan yang terhormat kelak di surga...!”

Budiman tidak menyangka ia akan mendengar respon yang begitu mengharukan. Budiman mengira bahwa pengemis tadi hanya akan berucap terima kasih saja. Namun, apa yang di ucapkan oleh wanita pengemis tadi sungguh membuat Budiman terpukau dan membisu. Apalagi tatkala sekali lagi ia dengar wanita itu berkata kepada putri kecilnya, “Dik, alhamdulillah akhirnya kita bisa makan juga...!” Deggg...! Hati Budiman berdeguk dengan begitu kencang. Rupanya wanita tadi sungguh berharap tambahan sedekah agar ia dan putrinya bisa makan. Kemudian mata Budiman membuntuti kepergian mereka berdua yang berlari menyebrangi jalan, lalu masuk ke sebuah warteg untuk makan di sana.

Budiman masih terdiam dan terpaku di tempat itu. Hingga isteri dan putrinya kembali lagi dan keduanya menyapa Budiman. Mata Budiman kini mulai berkaca-kaca dan isterinyapun mengetahui itu. “Ada apa pak!” isterinya bertanya.

Dengan suara yang agak berat dan terbata-bata Budiman menjelaskan: “Aku baru saja menambahkan sedekah kepada wanita tadi sebanyak 10 ribu rupiah!”

Awalnya isteri Budiman tidak setuju, namun Budiman kemudian melanjutkan kalimatnya: “Bu..., aku memberi sedekah kepadanya sebanyak itu. Saat menerimanya ia berucap hamdalah berkali-kali seraya bersyukur kepada Allah. Tidak itu saja, ia mendo'akan aku, dirimu, dan juga anak-anak kita. Panjang sekali ia berdo'a! Dia hanya menerima karunia dari Allah sebesar 10 ribu rupiah saja sudah sedemikian hebatnya bersyukur. Padahal aku sebelumnya melihat di ATM ada jumlah yang mungkin ratusan kali lipat dari 10 ribu rupiah. Saat melihat saldo itu, aku hanya mengangguk dan tersenyum. Aku lupa untuk bersyukur.

Bu..., aku malu pada Allah! Dia terima hanya 10 ribu begitu bersyukurnya dia kepada Allah dan berterima kasih kepadaku. Kalau memang demikian, siapa yang pantas masuk kedalam surga Allah, apakah dia yang menerima uang 10 ribu dengan syukur yang luar biasa, ataukah aku yang menerima jumlah lebih banyak dari itu namun sedikitpun aku tidak berucap hamdalah.”

Budiman mengakhiri kalimatnya dengan suara yang terbata-bata dan beberapa bulir air mata yang menetes. Isterinyapun menjadi lemas setelah menyadari betapa selama ini ia kurang bersyukur sebagai hamba. Ya Allah, ampunilah kami para hamba-Mu yang kerap lalai atas segala nikmat-mu! (sen)

0 comments:

Post a Comment